efek kupu-kupu terbang

Rabu, 19 November 2014



“GEMBUL”
LeksiNilaSanti/xl-tkj2/21

Sang surya telah mulai muncul dari ufuk timur. Ada seorang cewek sebutlah dengan si Gembul yang memulai untuk beraktivitas. Gembul si cewek culun berkacamata, bodinya yang seksi bagaikan piala dunia, kulitnya yang putih bagaikan intan permata dan rambutnya yang lurus seperti jalan tol. Setiap hari gembul disibukkan dengan segala aktivitasnya, salah satunya yaitu kuliah di universitas perguruan tinggi. Gembul termasuk salah satu dari mahasiswi berprestasi dengan beberapa kejuaraan yang diperolehnya, karena itu ia sangatlah gemar membaca untuk menambah ilmu dan pengetahuannya.
Disaat ayam-ayam mulai berkokok begitu kejam, si gembul pun mulai terbangun untuk menyiapkan segala aktivitasnya hari ini, si Gembul bersiap-siap untuk berangkat kuliah dengan mengayuh sepeda ontel pink-nya. Gembul sangatlah menyayangi sepedanya, tak boleh satu orangpun yang boleh menaiki sepedanya, kecuali ia sendiri. Setelah sampai di kampusnya ia bertemu dengan dua orang sahabatnya. Si Gembul hanya mempunyai dua orang sahabat yang setia menemaninya kemanapun ia pergi. Karena orangnya yang culun banyak orang yang enggan untuk berteman dengan Gembul, meskipun begitu Gembul tidak merasa dikucilkan. Banyak juga orang yang kagum dengannya, ia tidaklah sombong melainkan orang yang sangat sabar dalam menghadapi ujian hidupnya. Dosen-dosenpun banyak yang menawarkan kepada Gembul untuk jadi asisten dosen, tapi berkali-kali gembul menolaknya, karena menurutnya ia belum pantas untuk jadi asisten dosen dan iapun merasa masih banyak ilmu yang belum diketahuinya.
Di universitas itu kedatangan pindahan mahasiswa baru yang bernama Raka. Raka seorang anak pengusaha kaya raya tetapi dia lebih memilih untuk hidup sendiri daripada hidup bersama orang tuanya. Rakapun hidup sebatang kara dengan menyewa sebuah kos-kosan di pinggiran kota. Untuk mendapatkan uang iapun bekerja alakadarnya saja. Ia mulai berusaha untuk berjualan sayur keliling dan iapun menyamarkan namanya sebagai Mas Boy. Hari ini adalah hari pertama Mas Boy kuliah di universitas perguruan tinggi dengan mengendarai motor bututnya yaitu “VESPA TUA”. Tron…ton…ton…ton….ton…………… sebuah kendaraan vespa tua memasuki universitas itu. Semua orangpun beralih pandangan menuju vespa tua itu. Berhentilah si Mas Boy itu di parkiran motor, Mas Boypun turun dari motornya dan mencari-cari ruangan yang mau ia tempati, setelah keliling kesana kemari akhirnya Mas Boy menemukan ruangan yang dicarinya itu.
Si Gembulpun melewati jalanan lorong-lorong di kampusnya itu untuk menuju ke perpustakaan di kampusnya. Gembulpun mulai membaca-baca buku yang ada di perpustakaan, setelah menurutnya buku itu penting Gembulpun meminjamnya untuk dibawa pulang. Pada waktu Gembul mau keluar dari perpustakaan tidak sengaja si Mas Boy menabraknya. Lalu buku-buku yang dibawa  Gembul jatuh berceceran di lantai depan pintu perpustakaan. Gembulpun tidak terima dan marah-marah kepada Mas Boy. Mas Boypun berusaha meminta maaf kepada Gembul, tetapi Gembul pergi begitu saja. Karena menurut Gembul semua laki-laki itu sama hidung belangnya, karena Gembul mempunyai masa lalu yang tidak enak sehingga ia merasa tidak suka jika ada laki-laki yang mengusiknya. Mas Boypun terus menerus penasaran dengan cewek yang ditabraknya tadi, sampai-sampai kemanapun si cewek itu pergi selalu diikuti oleh Mas Boy dan tanpa sepengetahuan si cewek itu. Mas Boypun tertarik pada cewek itu karena menurutnya sangat lucu dan beda dari cewek yang lain. Rasa penasaran pada diri si Mas Boy itupun bertambah pekat. Pada waktu si Gembul di perjalanan pulang dari kampusnya ia merasa ada yang mengikuti dibelakangnya tapi entah itu siapa karena Gembul belum mengenal Mas Boy. Mas Boy terus mengikuti dari belakang dan menjaga jaraknya dengan si cewek itu, karena si cewek itu sudah mulai curiga. Akhirnya si Gembul sampai di rumahnya dan masih memikirkan siapa yang mengikutinya tadi.
Sang mentari mulai bersinar terang, Gembulpun mulai sibuk dengan aktivitasnya. Setiap hari ia kuliah, belajar, kuliah, belajar, kuliah , belajar dan belajar. Pagi-pagi sekali Gembul sudah berangkat untuk kuliah dan ditemani dengan sepeda ontel pinknya. Mengayuh-mengayuh-mengayuh-mengayuh dan terus mengayuh sepeda ontelnya, tanpa merasa capek dan lelah. Gembulpun merasa ada yang aneh dengan sepeda ontelnya, tetapi ia tetap terus melanjutkan perjalanan ke kampusnya. Tiba……………………. Tiba…………… ban sepeda ontelnya mengeluarkan bunyi “duuooooooooorrrrrrrr” bunyi yang merdu bagaikan burung berkicau itupun mengagetkan cewek culun itu.
“haduuuhhhhhhhh…… mampus! Gimana ini ban sepedaku malah meletus” kata si Gembul
Gembulpun turun dari sepedanya dan menuntun sepedanya untuk mencari bengkel, langkah demi langkah berlalu tetapi tak ada satupun bengkel yang buka. Gembulpun ketakutan jika nanti terlambat untuk kuliah, karena hari ini dosennya sangat galak, teman-temannyapun menyebutnya dengan pak Macan plus-plus.
“jika terlambat bisa dihukum aku nanti” kata si Gembul
Tetapi Gembul tidak menyerah dan terus berusaha melanjutkan perjalanannya. Terdengar suara dari kejauhan tron…ton…ton…ton…ton……ton…. Suara motor vespa butut dan tua itu mendekati cewek yang sedang menuntun sepeda.
“hi, sepeda kamu kenapa kok kempes ?” kata si cowok itu kepada si cewek
Tapi si cewek itu tidak merespon sama sekali, lalu si cowok tidak menyerah dan terus mendekati si cewek itu.
“hello, sepeda kamu kenapa, ditanya kok diem aja sih” kata si cowok itu
Jawab si cewek “oh… kamu, kamu bicara sama siapa ? aku ?”
“ya, iyalah kamu, lha emang sama siapa lagi, orang disini cuma ada kamu kok.” Kata si cowok lagi
“o… ya ya ya, emangnya kenapa sih nanya-nanya kepo banget !”
Jawab si cowok “nggak sih cuma tanya sepeda kamu kenapa ? kok bannya kempes ?”
“tuh udah tau ngapain tanya-tanya !”
“disini tuh nggak ada bengkel, lebih baik kamu sama aku aja, daripada entar kamu telat”
“nggak ah nggak usah, udah pergi sana”
“aku nggak akan pergi kalau kamu nggak sama aku”
“haduh……………. Ngapain sih sok baik juga, udah pergi-pergi sana”
“kamu kan ndorong sepeda sambil jalan kaki, aku juga mau nemenin kamu, aku mau ndorong motorku juga”
“ngapain kamu capek-capek ndorong motor kamu, kalau kamu nggak pergi aku akan teriak sekarang”
“keras kepala banget sih, beneran nih nggak mau bonceng aku”
“iya, udah sana pergi”
Tapi dalam hati si cewek itu “mau” tapi dia gengsi dan takut ngomongnya.
“tapi aku nggak tega lihat cewek sendirian”
“udah nggak papa udah terbiasa”
“ya udah kalau itu mau kamu, lagian juga ini udah siang pasti bentar lagi udah ada bel masuk”
Tiba-tiba si cewek itu inget kalau hari ini dosennya pak Macan.
“ya udah aku pergi dulu ya, hati-hati kamu ya”
Tiba-tiba cewek itu berkata:
“berhenti, sttoopppppppppp !!!!!!!!!!!!!!!!!! jangan tinggalin aku”
Siiiiiiitttttttttttttt ……………… !!! berhentilah si cowok itu.
“yah…….. ada yang malu-malu kucing nih, bilang aja dari tadi kenapa sih”
“aku tuh baru inget kalau hari ini dosenku pak Macan, aku takut entar kalau telat bisa dihukum”
“o…. begitu, ya udah sepeda kamu titipin disini aja”
“ya, tunggu bentar”
Lalu si cewek itu menerima ajakan si cowok itu.
“sini-sini bonceng aku, pegangan ya yang erat, entar jatuh loh”
“ih… modus aja sih kamu”
“hahaha… dikit-dikit gapapa dong”
Akhirnya mereka berduapun sampai di kampus dengan selamat dan bel masuk sudah berbunyi, lalu mereka berdua bergegas menuju ke ruang kelasnya.
Keesokan harinya mereka berduapun di pertemukan lagi di sebuah Supermarket dekat rumah si Gembul, lalu si Mas Boy menghampiri si cewek itu dan berkata :
“hi…………. Kita ketemu lagi”
“o….. kamu”
“jangan jutek gitu dong, eh ngomong-ngomong namamu siapa ?”
“namaku gembul, lha kamu ?”
“aku Boy, kok sendirian sih kamu ?”
“iya, kanapa ?”
“pulang bareng aku aja ?”
Dan si Gembulpun memilih pulang bersama Mas Boy dan diantar sampai depan rumahnya. Karena mereka sering bertemu dan tanpa disengaja, akhirnya mereka bisa sampai kenal akrab dan saling mengenal satu sama lain.
Si Gembulpun merasa ada yang aneh dengan perasaannya dan merasa kepikiran terus dengan lelaki yang dikenalnya itu. Mas Boypun sama, dia merasa tenang dan nyaman jika bersama cewek yang baru dikenalnya, tetapi Gembul takut, takut, dan takut kalau salah lagi dalam mengenal sang cowok.  Mas Boypun enggan mengutarakan perasannya karena takut jika ditolak oleh sang cewek itu. Waktupun cepat berlalu dan Mas Boy takut jika si cewek itu diambil oleh orang lain.
Hari valentinpun tiba, Mas Boy mengajak si Gembul untuk makan berdua dalam suasana yang romantis, dag dig dug ….. itulah yang dirasakan sama dua remaja itu. Mas Boy memberanikan diri untuk mengungkapkannya, dan  berkata :
“Gembul, aku ini kan cuma seorang penjual sayur, apa kamu nggak malu berteman sama aku ?”
“enggaklah ngapain harus malu”
“e…. kamu ?”
“iya, aku kenapa ?”
“kamu mau ????”
“mau apa sih ?”
“haduh…………….?”
“kenapa sih kamu, kok gemeteran gitu ?”
“kamu mau nggak ?  jadi pacar aku, aku sayang sama kamu, aku takut kalau harus kehilangan kamu”
“gimana ya ?”
“aku nggak minta kamu untuk jawab sekarang kok, kamu boleh jawab kapan saja sampai kamu sudah benar-benar yakin”
“aku sudah punya jawabannya”
“kok cepet banget”
“yakin ? mau jawab sekaranag ?”
“iyalah yakin”
“terus apa jawabannya ?”
“ya, aku mau kok sama kamu, kita jalanin aja, sebenarnya aku juga udah lama merasa nyaman kalu sama kamu, dan aku yakin kalau aku juga sayang sama kamu”
“beneran nih aku nggak mimpi ?”
“ya, beneranlah”
“Alhamdulillah ya Allah akhirnya aku bisa mendapatkan wanita yang tulus sama aku”
Dua tahun berlalu begitu cepat dan gembul belum berani mengenalkan pacarnya kepada orang tuanya. Ibunya Gembulpun menanyakan kepada si Gembul untuk segera menikah karena usianya yang sudah menginjak 22 tahun. Lalu Gembul cerita kepada si Ibu dan Ibunya juga menyuruh untuk mengenalkan kepadanya.
Dua minggu kemudian Gembul  mengenalkan sang pacar kepada Ibunya dan Ibunya sudah merestuinya, tetapi kata si cowok ada yang kurang karena belum bertemu langsung dan minta restu kepada Bapak si Gembul. Mas Boy tanya kepada si Gembul :
“Bapakmu kemana ? kok di rumah sepi ?”
“Bapakku tuh jarang pulang, kerja luar kota terus”
“kapan pulangnya ?”
“tiga bulan sekali”
“lama juga ya ?”
Mas Boypun tidak sabar dan ingin cepat-cepat bertemu dengan ayah dari si Gembul itu. setelah lama bercakap-cakap mereka sudah mengenal lebih jauh, tetapi Gembul masih menutupi siapa dirinya sebenarnya dan juga Mas Boy belum siap untuk bercerita siapa keluarganya. Dua-duanyapun masih belum mau terbuka dan masih menutup-nutupi semuanya. Setiap kali Mas Boy mau bertemu dengan Bapaknya Gembul pasti ada saja hal yang menghalang-halanginya, hingga akhirnya waktupun tiba, setelah menuggu tiga bulan lamanya akhirnya Bapak si Gembul pulang juga dan Mas Boy tidak sabar untuk bertemu. Ting tong… ting tong………. Suara bel tamupun berbunyi. Gembul membuka pintu lalu mempersilahkan untuk duduk, dipanggillah Bapak Gembul, tidak lama kemudian keluar, jjjeddiiietttthhhhhh !!!! Mas Boypun terkejut dan juga Bapaknya Gembul sama-sama kaget ketika melihat.
“papah ?” kata Mas Boy
“kamu kok ada disini ?” kata si Bapak Gembul
“seharusnya aku yang nanya sama papah, kenapa papah ada disini ?”
“jadi kalian berdua sudah kenal ?” kata Gembul
“kalau ini sih sudah nggak kenal lagi, tapi sudah jamuran” kata Mas Boy
“ini dia Bapakku yang nikah sama Ibuku 3 tahun yang lalu” kata Gembul kepada Mas Boy
“enggak, ini nggak mungkin, pasti bohongkan kamu ?”
“ngapain aku bohong, emang ini kenyataannya”
“ aku nggak mau ada dia disini, dia bukan bapakmu kan ?”
“dia bukan Bapak kandungku, melainkan Bapak tiri aku”
Mas Boy tidak terima dan marah-marah. Mas Boy sangat kecewa dengan semua ini, ternyata orang yang dicintainya mau nggak mau harus jadi saudaranya sendiri. Satu tahunpun berlalu begitu saja. Papah dari Mas Boy itu dan juga Bapak dari gembul menemukan mereka berdua pada suatu tempat tertentu dan membicarakan semuanya. Setelah semua masalah selesai, Gembulpun ikhlas dan pasrah dengan keadaan dan Gembul bahagia meskipun Mas Boy tidak lagi jadi pacarnya melainkan jadi kakaknya sendiri dan kini semuanya terbongkar secara tidak disegaja. Mas Boy yang bernama asli “Raka Purnama Raditya Putra” itu adalah pemilik tunggal perusahaan ternama di Bandung dan Surabaya dan Gembul yang culun dan cupu itu bernama asli “Miranika Fatiha Lana Sabila Putri” adalah seorang model terkenal yang lama menghilang dari publik dan kini beralih tampilan menjadi culun cupu itu, karena jera terhadap laki-laki. Mereka berduapun akrab dan baik sebagai adik dan kakak meskipun pernah ada rasa diantara mereka berdua.
Mamah dari Mas Boy sudah lama cerai dengan suaminya dan menikah dengan Ibu dari Gembul. Akhirnya dua keluarga itu hidup rukun, bahagia, damai, sejahtera dan kini mereka hidup bersama menjadi keluarga yang utuh dan saling support satu sama lain. Hingga akhirnya Gembul dan Mas Boy menemukan jodohnya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar