“GEMBUL”
LeksiNilaSanti/xl-tkj2/21
Sang surya telah mulai
muncul dari ufuk timur. Ada seorang cewek sebutlah dengan si Gembul yang
memulai untuk beraktivitas. Gembul si cewek culun berkacamata, bodinya yang
seksi bagaikan piala dunia, kulitnya yang putih bagaikan intan permata dan
rambutnya yang lurus seperti jalan tol. Setiap hari gembul disibukkan dengan
segala aktivitasnya, salah satunya yaitu kuliah di universitas perguruan
tinggi. Gembul termasuk salah satu dari mahasiswi berprestasi dengan beberapa kejuaraan
yang diperolehnya, karena itu ia sangatlah gemar membaca untuk menambah ilmu
dan pengetahuannya.
Disaat ayam-ayam mulai
berkokok begitu kejam, si gembul pun mulai terbangun untuk menyiapkan segala
aktivitasnya hari ini, si Gembul bersiap-siap untuk berangkat kuliah dengan
mengayuh sepeda ontel pink-nya. Gembul sangatlah menyayangi sepedanya, tak
boleh satu orangpun yang boleh menaiki sepedanya, kecuali ia sendiri. Setelah
sampai di kampusnya ia bertemu dengan dua orang sahabatnya. Si Gembul hanya mempunyai
dua orang sahabat yang setia menemaninya kemanapun ia pergi. Karena orangnya
yang culun banyak orang yang enggan untuk berteman dengan Gembul, meskipun
begitu Gembul tidak merasa dikucilkan. Banyak juga orang yang kagum dengannya,
ia tidaklah sombong melainkan orang yang sangat sabar dalam menghadapi ujian
hidupnya. Dosen-dosenpun banyak yang menawarkan kepada Gembul untuk jadi
asisten dosen, tapi berkali-kali gembul menolaknya, karena menurutnya ia belum
pantas untuk jadi asisten dosen dan iapun merasa masih banyak ilmu yang belum
diketahuinya.
Di universitas itu
kedatangan pindahan mahasiswa baru yang bernama Raka. Raka seorang anak
pengusaha kaya raya tetapi dia lebih memilih untuk hidup sendiri daripada hidup
bersama orang tuanya. Rakapun hidup sebatang kara dengan menyewa sebuah
kos-kosan di pinggiran kota. Untuk mendapatkan uang iapun bekerja alakadarnya
saja. Ia mulai berusaha untuk berjualan sayur keliling dan iapun menyamarkan
namanya sebagai Mas Boy. Hari ini adalah hari pertama Mas Boy kuliah di
universitas perguruan tinggi dengan mengendarai motor bututnya yaitu “VESPA
TUA”. Tron…ton…ton…ton….ton…………… sebuah kendaraan vespa tua memasuki
universitas itu. Semua orangpun beralih pandangan menuju vespa tua itu.
Berhentilah si Mas Boy itu di parkiran motor, Mas Boypun turun dari motornya
dan mencari-cari ruangan yang mau ia tempati, setelah keliling kesana kemari
akhirnya Mas Boy menemukan ruangan yang dicarinya itu.
Si Gembulpun melewati
jalanan lorong-lorong di kampusnya itu untuk menuju ke perpustakaan di
kampusnya. Gembulpun mulai membaca-baca buku yang ada di perpustakaan, setelah
menurutnya buku itu penting Gembulpun meminjamnya untuk dibawa pulang. Pada
waktu Gembul mau keluar dari perpustakaan tidak sengaja si Mas Boy menabraknya.
Lalu buku-buku yang dibawa Gembul jatuh
berceceran di lantai depan pintu perpustakaan. Gembulpun tidak terima dan
marah-marah kepada Mas Boy. Mas Boypun berusaha meminta maaf kepada Gembul,
tetapi Gembul pergi begitu saja. Karena menurut Gembul semua laki-laki itu sama
hidung belangnya, karena Gembul mempunyai masa lalu yang tidak enak sehingga ia
merasa tidak suka jika ada laki-laki yang mengusiknya. Mas Boypun terus menerus
penasaran dengan cewek yang ditabraknya tadi, sampai-sampai kemanapun si cewek
itu pergi selalu diikuti oleh Mas Boy dan tanpa sepengetahuan si cewek itu. Mas
Boypun tertarik pada cewek itu karena menurutnya sangat lucu dan beda dari
cewek yang lain. Rasa penasaran pada diri si Mas Boy itupun bertambah pekat.
Pada waktu si Gembul di perjalanan pulang dari kampusnya ia merasa ada yang
mengikuti dibelakangnya tapi entah itu siapa karena Gembul belum mengenal Mas
Boy. Mas Boy terus mengikuti dari belakang dan menjaga jaraknya dengan si cewek
itu, karena si cewek itu sudah mulai curiga. Akhirnya si Gembul sampai di
rumahnya dan masih memikirkan siapa yang mengikutinya tadi.
Sang mentari mulai
bersinar terang, Gembulpun mulai sibuk dengan aktivitasnya. Setiap hari ia
kuliah, belajar, kuliah, belajar, kuliah , belajar dan belajar. Pagi-pagi
sekali Gembul sudah berangkat untuk kuliah dan ditemani dengan sepeda ontel
pinknya. Mengayuh-mengayuh-mengayuh-mengayuh dan terus mengayuh sepeda ontelnya,
tanpa merasa capek dan lelah. Gembulpun merasa ada yang aneh dengan sepeda
ontelnya, tetapi ia tetap terus melanjutkan perjalanan ke kampusnya.
Tiba……………………. Tiba…………… ban sepeda ontelnya mengeluarkan bunyi
“duuooooooooorrrrrrrr” bunyi yang merdu bagaikan burung berkicau itupun
mengagetkan cewek culun itu.
“haduuuhhhhhhhh……
mampus! Gimana ini ban sepedaku malah meletus” kata si Gembul
Gembulpun turun dari
sepedanya dan menuntun sepedanya untuk mencari bengkel, langkah demi langkah
berlalu tetapi tak ada satupun bengkel yang buka. Gembulpun ketakutan jika
nanti terlambat untuk kuliah, karena hari ini dosennya sangat galak,
teman-temannyapun menyebutnya dengan pak Macan plus-plus.
“jika terlambat bisa
dihukum aku nanti” kata si Gembul
Tetapi Gembul tidak
menyerah dan terus berusaha melanjutkan perjalanannya. Terdengar suara dari
kejauhan tron…ton…ton…ton…ton……ton…. Suara motor vespa butut dan tua itu
mendekati cewek yang sedang menuntun sepeda.
“hi, sepeda kamu kenapa
kok kempes ?” kata si cowok itu kepada si cewek
Tapi si cewek itu tidak
merespon sama sekali, lalu si cowok tidak menyerah dan terus mendekati si cewek
itu.
“hello, sepeda kamu
kenapa, ditanya kok diem aja sih” kata si cowok itu
Jawab si cewek “oh…
kamu, kamu bicara sama siapa ? aku ?”
“ya, iyalah kamu, lha
emang sama siapa lagi, orang disini cuma ada kamu kok.” Kata si cowok lagi
“o… ya ya ya, emangnya
kenapa sih nanya-nanya kepo banget !”
Jawab si cowok “nggak
sih cuma tanya sepeda kamu kenapa ? kok bannya kempes ?”
“tuh udah tau ngapain
tanya-tanya !”
“disini tuh nggak ada
bengkel, lebih baik kamu sama aku aja, daripada entar kamu telat”
“nggak ah nggak usah,
udah pergi sana”
“aku nggak akan pergi
kalau kamu nggak sama aku”
“haduh……………. Ngapain
sih sok baik juga, udah pergi-pergi sana”
“kamu kan ndorong
sepeda sambil jalan kaki, aku juga mau nemenin kamu, aku mau ndorong motorku
juga”
“ngapain kamu capek-capek
ndorong motor kamu, kalau kamu nggak pergi aku akan teriak sekarang”
“keras kepala banget
sih, beneran nih nggak mau bonceng aku”
“iya, udah sana pergi”
Tapi dalam hati si
cewek itu “mau” tapi dia gengsi dan takut ngomongnya.
“tapi aku nggak tega
lihat cewek sendirian”
“udah nggak papa udah
terbiasa”
“ya udah kalau itu mau
kamu, lagian juga ini udah siang pasti bentar lagi udah ada bel masuk”
Tiba-tiba si cewek itu inget kalau hari ini dosennya pak Macan.
Tiba-tiba si cewek itu inget kalau hari ini dosennya pak Macan.
“ya udah aku pergi dulu
ya, hati-hati kamu ya”
Tiba-tiba cewek itu
berkata:
“berhenti,
sttoopppppppppp !!!!!!!!!!!!!!!!!! jangan tinggalin aku”
Siiiiiiitttttttttttttt
……………… !!! berhentilah si cowok itu.
“yah…….. ada yang malu-malu
kucing nih, bilang aja dari tadi kenapa sih”
“aku tuh baru inget
kalau hari ini dosenku pak Macan, aku takut entar kalau telat bisa dihukum”
“o…. begitu, ya udah
sepeda kamu titipin disini aja”
“ya, tunggu bentar”
“ya, tunggu bentar”
Lalu si cewek itu
menerima ajakan si cowok itu.
“sini-sini bonceng aku,
pegangan ya yang erat, entar jatuh loh”
“ih… modus aja sih
kamu”
“hahaha… dikit-dikit gapapa dong”
“hahaha… dikit-dikit gapapa dong”
Akhirnya mereka
berduapun sampai di kampus dengan selamat dan bel masuk sudah berbunyi, lalu
mereka berdua bergegas menuju ke ruang kelasnya.
Keesokan harinya mereka
berduapun di pertemukan lagi di sebuah Supermarket dekat rumah si Gembul, lalu
si Mas Boy menghampiri si cewek itu dan berkata :
“hi…………. Kita ketemu lagi”
“o….. kamu”
“hi…………. Kita ketemu lagi”
“o….. kamu”
“jangan jutek gitu
dong, eh ngomong-ngomong namamu siapa ?”
“namaku gembul, lha
kamu ?”
“aku Boy, kok sendirian
sih kamu ?”
“iya, kanapa ?”
“pulang bareng aku aja ?”
“iya, kanapa ?”
“pulang bareng aku aja ?”
Dan si Gembulpun
memilih pulang bersama Mas Boy dan diantar sampai depan rumahnya. Karena mereka
sering bertemu dan tanpa disengaja, akhirnya mereka bisa sampai kenal akrab dan
saling mengenal satu sama lain.
Si Gembulpun merasa ada
yang aneh dengan perasaannya dan merasa kepikiran terus dengan lelaki yang
dikenalnya itu. Mas Boypun sama, dia merasa tenang dan nyaman jika bersama
cewek yang baru dikenalnya, tetapi Gembul takut, takut, dan takut kalau salah
lagi dalam mengenal sang cowok. Mas
Boypun enggan mengutarakan perasannya karena takut jika ditolak oleh sang cewek
itu. Waktupun cepat berlalu dan Mas Boy takut jika si cewek itu diambil oleh
orang lain.
Hari valentinpun tiba,
Mas Boy mengajak si Gembul untuk makan berdua dalam suasana yang romantis, dag
dig dug ….. itulah yang dirasakan sama dua remaja itu. Mas Boy memberanikan
diri untuk mengungkapkannya, dan berkata
:
“Gembul, aku ini kan cuma seorang penjual sayur, apa kamu nggak malu berteman sama aku ?”
“enggaklah ngapain harus malu”
“e…. kamu ?”
“iya, aku kenapa ?”
“kamu mau ????”
“mau apa sih ?”
“haduh…………….?”
“Gembul, aku ini kan cuma seorang penjual sayur, apa kamu nggak malu berteman sama aku ?”
“enggaklah ngapain harus malu”
“e…. kamu ?”
“iya, aku kenapa ?”
“kamu mau ????”
“mau apa sih ?”
“haduh…………….?”
“kenapa sih kamu, kok
gemeteran gitu ?”
“kamu mau nggak ? jadi pacar aku, aku sayang sama kamu, aku takut kalau harus kehilangan kamu”
“kamu mau nggak ? jadi pacar aku, aku sayang sama kamu, aku takut kalau harus kehilangan kamu”
“gimana ya ?”
“aku nggak minta kamu untuk jawab sekarang kok, kamu boleh jawab kapan saja sampai kamu sudah benar-benar yakin”
“aku sudah punya jawabannya”
“kok cepet banget”
“aku nggak minta kamu untuk jawab sekarang kok, kamu boleh jawab kapan saja sampai kamu sudah benar-benar yakin”
“aku sudah punya jawabannya”
“kok cepet banget”
“yakin ? mau jawab
sekaranag ?”
“iyalah yakin”
“terus apa jawabannya ?”
“ya, aku mau kok sama kamu, kita jalanin aja, sebenarnya aku juga udah lama merasa nyaman kalu sama kamu, dan aku yakin kalau aku juga sayang sama kamu”
“beneran nih aku nggak mimpi ?”
“ya, beneranlah”
“Alhamdulillah ya Allah akhirnya aku bisa mendapatkan wanita yang tulus sama aku”
“iyalah yakin”
“terus apa jawabannya ?”
“ya, aku mau kok sama kamu, kita jalanin aja, sebenarnya aku juga udah lama merasa nyaman kalu sama kamu, dan aku yakin kalau aku juga sayang sama kamu”
“beneran nih aku nggak mimpi ?”
“ya, beneranlah”
“Alhamdulillah ya Allah akhirnya aku bisa mendapatkan wanita yang tulus sama aku”
Dua tahun berlalu
begitu cepat dan gembul belum berani mengenalkan pacarnya kepada orang tuanya.
Ibunya Gembulpun menanyakan kepada si Gembul untuk segera menikah karena
usianya yang sudah menginjak 22 tahun. Lalu Gembul cerita kepada si Ibu dan
Ibunya juga menyuruh untuk mengenalkan kepadanya.
Dua minggu kemudian
Gembul mengenalkan sang pacar kepada
Ibunya dan Ibunya sudah merestuinya, tetapi kata si cowok ada yang kurang
karena belum bertemu langsung dan minta restu kepada Bapak si Gembul. Mas Boy
tanya kepada si Gembul :
“Bapakmu kemana ? kok di rumah sepi ?”
“Bapakku tuh jarang pulang, kerja luar kota terus”
“Bapakmu kemana ? kok di rumah sepi ?”
“Bapakku tuh jarang pulang, kerja luar kota terus”
“kapan pulangnya ?”
“tiga bulan sekali”
“lama juga ya ?”
“tiga bulan sekali”
“lama juga ya ?”
Mas Boypun tidak sabar
dan ingin cepat-cepat bertemu dengan ayah dari si Gembul itu. setelah lama
bercakap-cakap mereka sudah mengenal lebih jauh, tetapi Gembul masih menutupi
siapa dirinya sebenarnya dan juga Mas Boy belum siap untuk bercerita siapa keluarganya.
Dua-duanyapun masih belum mau terbuka dan masih menutup-nutupi semuanya. Setiap
kali Mas Boy mau bertemu dengan Bapaknya Gembul pasti ada saja hal yang
menghalang-halanginya, hingga akhirnya waktupun tiba, setelah menuggu tiga
bulan lamanya akhirnya Bapak si Gembul pulang juga dan Mas Boy tidak sabar
untuk bertemu. Ting tong… ting tong………. Suara bel tamupun berbunyi. Gembul
membuka pintu lalu mempersilahkan untuk duduk, dipanggillah Bapak Gembul, tidak
lama kemudian keluar, jjjeddiiietttthhhhhh !!!! Mas Boypun terkejut dan juga
Bapaknya Gembul sama-sama kaget ketika melihat.
“papah ?” kata Mas Boy
“kamu kok ada disini ?” kata si Bapak Gembul
“kamu kok ada disini ?” kata si Bapak Gembul
“seharusnya aku yang
nanya sama papah, kenapa papah ada disini ?”
“jadi kalian berdua sudah kenal ?” kata Gembul
“jadi kalian berdua sudah kenal ?” kata Gembul
“kalau ini sih sudah
nggak kenal lagi, tapi sudah jamuran” kata Mas Boy
“ini dia Bapakku yang
nikah sama Ibuku 3 tahun yang lalu” kata Gembul kepada Mas Boy
“enggak, ini nggak
mungkin, pasti bohongkan kamu ?”
“ngapain aku bohong, emang ini kenyataannya”
“ aku nggak mau ada dia disini, dia bukan bapakmu kan ?”
“dia bukan Bapak kandungku, melainkan Bapak tiri aku”
“ngapain aku bohong, emang ini kenyataannya”
“ aku nggak mau ada dia disini, dia bukan bapakmu kan ?”
“dia bukan Bapak kandungku, melainkan Bapak tiri aku”
Mas Boy tidak terima
dan marah-marah. Mas Boy sangat kecewa dengan semua ini, ternyata orang yang
dicintainya mau nggak mau harus jadi saudaranya sendiri. Satu tahunpun berlalu
begitu saja. Papah dari Mas Boy itu dan juga Bapak dari gembul menemukan mereka
berdua pada suatu tempat tertentu dan membicarakan semuanya. Setelah semua
masalah selesai, Gembulpun ikhlas dan pasrah dengan keadaan dan Gembul bahagia
meskipun Mas Boy tidak lagi jadi pacarnya melainkan jadi kakaknya sendiri dan
kini semuanya terbongkar secara tidak disegaja. Mas Boy yang bernama asli “Raka
Purnama Raditya Putra” itu adalah pemilik tunggal perusahaan ternama di Bandung
dan Surabaya dan Gembul yang culun dan cupu itu bernama asli “Miranika Fatiha
Lana Sabila Putri” adalah seorang model terkenal yang lama menghilang dari
publik dan kini beralih tampilan menjadi culun cupu itu, karena jera terhadap
laki-laki. Mereka berduapun akrab dan baik sebagai adik dan kakak meskipun
pernah ada rasa diantara mereka berdua.
Mamah dari Mas Boy
sudah lama cerai dengan suaminya dan menikah dengan Ibu dari Gembul. Akhirnya
dua keluarga itu hidup rukun, bahagia, damai, sejahtera dan kini mereka hidup
bersama menjadi keluarga yang utuh dan saling support satu sama lain. Hingga
akhirnya Gembul dan Mas Boy menemukan jodohnya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar